Skip to main content

Apakah Mencicipi Masakan Dapat Membatalkan Puasa?



Foto: Google


Setiap kali memasak pasti ada perasaan ragu ‘apakah’ rasa dari masakan kita sudah pas atau belum. Takut belum terasa garamnya, atau justru malah keasinan. Oleh karena itu untuk memastikan apakah masakan sudah ‘aman’ untuk dihidangkan, kita seringkali mencicipi masakan itu terlebih dahulu.

Hal ini acapkali dilakukan hampir setiap hari saat memasak. Tapi bagaimana hukumnya jika mencicipi makanan saat di bulan Ramadhan? Apakah bisa membatalkan puasa atau tidak? Puasa sendiri mempunyai pengertian menahan lapar dan haus. Dengan kata lain, selama berpuasa tentu tidak diperbolehkan untuk memasukkan segala jenis makanan atau minuman ke dalam mulut. Terutama dilakukan dengan sengaja.

Ketentuan puasa yang tidak memperbolehkan makan dan minum dengan sengaja telah setelah datangnya waktu imsak hingga maghrib tiba. Ini termaktub di dalam Al-Quran Q.S Al-Baqarah ayat 187. ‘Dan makan minumlah sehingga terang kepadamu benang putih dan benang hitam yaitu fajar’.

Kembali lagi kepada kasus ‘mencicipi’, ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa mengecap masakan saat di bulan Ramadhan adalah makhruf. Selagi itu mempunyai alasan yang cukup kuat. Ada pun ketentuan untuk mencicipi makanan adalah tidak sampai melewati tenggorokan. Hanya menyecap sampai lidah saja.

Hal sini sesuai dengan perkataan Ibnu Abbas r.a yang mengatakan ‘tidak mengapa mencicipi cuka atau makanan lainnya. Selama tidak masuk ke dalam kerongkongan.’

Dengan kata lain mencicipi makanana tidaklah masalah. Hanya saja, setelah mengecap rasa, hendaknya dikeluarkan kembali. Atau bisa juga dengan berkumur-kumur guna memastikan tidak adanya bekas masakan yang tertinggal di dalam mulut.

Di dalam kitab Hasyiyatusy Syrqawi a’la Tuhfatith Thulab oleh  Syekh  Abdullah bin Hijazi asy-Syarqi  mengungkapkan bahwa mencicipi makanan saat berpuasa adalah makhurf. Hanya saja dianjurkan untuk tidak dilakukan karena untuk menghindari resiko tertelan sehingga dapat membatalkan puasa.

Lantas bagaimana pula jika masakan yang sedang dicicipi tidak sengaja tertelan?

Apa bila sifatnya tertelan atau tidak disengaja, maka orang itu tidak perlu mengganti puasanya (qadha). Orang yang lupa dimaafkan atas kelupaannya. Ini sesuai dengan sabda Rasulullah SAW yaitu:

“Siapa saja yang lupa ketika puasa kemudian makan dan minum, hendaknya dia sempurnakan puasanya, karena Allah telah memberikan makan atau minum. (H.R Bukhari dan Muslim).

Comments

Popular posts from this blog

Last Wekkend (Bag.1)

Aku, Hanyo, dan Pohon Sakura Add caption Sudah lewat tengah malam, dan aku masih terjaga. Jenis manusia macam apalah aku ini. Bahkan sudah beberapa butir obat tidur yang ku telan, tapi belum ada tanda-tanda bahwa aku akan segera tidur. Insomnia yang rasanya semakin parah saja. Sejak kapan ya? Sebelum ini rasanya baik-baik saja. Bahkan sebelum Isa datang, mataku rasanya terlalu berat untuk dibuka. Apa yang aku pikirkan? “Kita jelas-jelas tidak cocok,” kalimat yang masih tergurat rapi di ingatan. Aku tersenyum gila, sembari menatap kaca. Tidak cocok katanya? “Lah, kenapa? kita sama-sama suka Harry Potter, melihat senja di pantai, melakukan sesuatu yang asik di luar, menulis puisi, dan ada beberapa buku yang...” “Apa kamu tidak mengerti juga? kita tidak akan pernah cocok untuk lebih, menjadi sahabat adalah pilihan terbaik,” lanjutnya lagi, meninggalkan beberapa guratan wajah tanpa ekspresi lal meninggalkanku begitu saja bersama bias-bias magenta yang hampir menghilang

Tips Khatam Al-Quran Saat Ramadhan Bagi Perempuan

Foto: Google Bulan suci Ramadhan menjadi momen terbaik bagi kaum muslimin di seluruh penjuru dunia untuk meningkatkan intensitas dan kualitas ibadah. Setiap orang berlomba-lomba berbuat kebaikan demi mengejar ridho dan pahala yang dilipatgandakan oleh Allah SWT. Pelbagai jenis ibadah dilakukan, salah satunya membaca Al-Quran. Membaca Al-Quran   menjadi salah satu ibadah favorit yang kerap dilakukan saat bulan Ramadhan. Selain sebagai sarana untuk mendekatkan diri dengan Allah, saat membaca satu huruf dalam Al-Quran maka akan dinilai dengan satu kebaikan pula dan dikalikan sepuluh. Dari Ibnu Mas’ud Radhiallahu ‘anhu bersabda: “Barang siapa yang membaca satu huruf di dalam kitab Allah (Al-Quran) maka baginya satu kebaikan dan satu kebaikan itu dilipatgandakan dengan sepuluh (pahala). Aku tidak mengataman Alif Laam Mim adalah satu huruf akan tetapi Alif satu huruf, Laam satu huruf dan Mim satu huruf. (HR. Tirmidzi) Karena itulah, banyak yang berkeinginan untuk meng

Sampah

Foto : Aisyah Nursyamsi Sampah Apa yang pertama kali terbayang olehmu jika kata ‘sampah’ keluar begitu saja dari mulut orang-orang? Ejekan? Celaan? Atau memang kata itu keluar karena ingin menunjukkan keberadaan sampah itu sendiri? Aku sendiri tidak punya masalah pribadi dengan ‘si sampah’ ini. Kita belum pernah terlibat dalam permasalahan dan aku belum pernah punya dendam padanya. Cuma ketika pergantian tugas di bulan April ini, semua pandangan itu berubah. Sampah kini telah tanda kontrak untuk berurusan denganku. Aih, tidak. Sebenarnya bukan se’diplomatis itu. Peralihan tugas dari penjaga media sosial kantor menuju lapangan telah mempertemukanku dengan ‘buangan’ manusia ini. “Aisyah, bulan ini kita akan bikin video tentang sampah di Indonesia. Tidak perlu dibuat bercerita. Akan dibantu produser untuk bikinkan storylinenya. Sekarang kamu riset, dimana sampah paling parah berada dan ambil beberapa visual soal sampah.” Sekadar informasi usang yang mungkin s