Lusa lalu aku masihlah diriku Tak ada yang berubah ketika orang mengatakan masih kepala satu Tapi bagaimana jika jadi dua? 8 Juli lalu, genap sudah umurku dua puluh tahun. Tidak ada perayaan istimewa. Meriah pun tidak. Sejujurnya aku juga tidak punya keinginan seujung kuku pun untuk menuruti perkembangan zaman dengan merayakan usia yang bukan bertambah namun berkurang setahun ini, lagi. Sebelumnya, 8 Juli memang selalu berada di pertengahan bulan Rhamadan atau ketika semua kegiatan pendidikan diliburkan. Sedih memang, karena tak sempat mendapatkan kejutan dari teman-teman ketika hari ‘jadi’ menghampiri. Aku sih bukanlah tipe orang yang suka berterus-terang dan dengan berani mengatakan ‘Ayo lemparkan tepung dan telur kepadaku’, tapi sejujurnya terkadang aku sebenarnya menginginkan kekacauan kecil itu juga terjadi kepadaku. Iri saja. Ketika masih di sekolah dasar, beberapa teman sering mengundangku untuk pergi ke perayaan ulang tahun mereka. Aku
Saya adalah Melayu Udik yang Berniat Jadi Abadi